Sunday, 16 February 2014

Cerpen - Di Balik Air Hujan


Di Balik Air Hujan


Rintik-rintik air hujan yang jatuh terdengar begitu berirama di sore ini dengan cahaya matahari yang mulai meredup. Begitu indah dipandang mata.
Sore ini aku hanya duduk di halte bis untuk berteduh sambil memperhatikan jalan yang mulai dibanjiri air hujan. Terlihat orang-orang menghindari hujan dengan payung atau berteduh di halte atau teras pertokoan pinggir jalan, yah seperti aku ini. Pandanganku menangkap seorang bocah lelaki mungkin berusia 8 – 9 membawa karung tengah memunguti botol bekas air minum di pinggir jalan lalu dimasukan botol-botol itu ke dalam karung yang ia bawa tanpa takut akan kehujanan. Bocah itu tak peduli dengan pakaian dan tubuhnya sudah basah kuyup ditambah dengan udara dingin yang lumayan menusuk tulang, bocah itu tetap semangat menysuri jalan mencari botol-botol bekas lainnya. Ketika karung itu dirasa cukup penuh bocah itu pun beranjak dari jalanan itu dan pergi entah kemana.
Aku masih memperhatikan bocah itu yang tanpa gentar berjalan menembus air hujan. Aku bertanya-tanya, kenapa bocah itu melakukan hal itu dia bisa saja sakit karena itu. Mungkin ia melakukan itu untuk bisa bertahan di kota besar ini, fikirku. Padahal di sisi lain di kota ini para pejabat tengah asyik hidup bermewah-mewahan.
Huh.. aku menghela nafas kecewa. Entahlah aku tak mengerti kehidupan meraka, gumamku dalam hati. Lalu ku lihat lagi ke arah perginya bocah itu lagi dan ternyata sejak tadi bocah itu telah lenyap dari pandanganku.
TAMAT
Cerpen Karangan: Nurhikmah Hakiki
Facebook: Nurhikmah Hakiki

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger